Kamis, 18 Oktober 2012

Audensi Umum Paus Benediktus XVI : Katekese Dalam Liturgi Kudus bagian I

Benediktus XVI
Audensi Umum
Rabu, 26 September 2012


Saudara dan Saudari terkasih dalam Kristus,
Dalam bulan-bulan terakhir ini kita telah melakukan perjalanan dalam terang firman Allah sehingga belajar bagaimana cara berdoa yang benar dan semakin otentik, dengan melihat beberapa tokoh Perjanjian Lama yang penting, di Mazmur, di Surat St Paulus dan pada Kitab Wahyu, tetapi , terutama, pada pengalaman unik dan mendasar dari Yesus dalam hubungannya dengan Bapa-Nya di Surga. Bahkan, hanya dalam Kristus seseorang bisa dipersatukan dengan Allah dengan kedalaman dan keintiman layaknya seorang anak dalam hubungannya dengan seorang ayah yang mencintainya, hanya dalam Kristus kita dapat menyapa Tuhan dalam semua kebenaran, menyebut-Nya dengan kata sayang, "Abba! Bapa ".! Seperti Rasul, kita juga dalam beberapa minggu terakhir dan beberapa hari ini mengulang permintaan yang sama kepada Yesus: "Tuhan, ajarlah kami berdoa" (Luk 11:1).

Lebih lanjutnya lagi, belajar untuk hidup lebih intens antara hubungan pribadi kita dengan Tuhan, kita telah belajar untuk memohon terang Roh Kudus, karunia pertama yang diberikan oleh Dia yang telah Bangkit dari alam maut kepada orang percaya, karena Dia yang "membantu kita dalam kelemahan kita, karena kita tidak tahu bagaimana sebenarnya cara berdoa yang benar "(Rom 8:26), sebagaimana St Paulus katakan, dan kita tahu betapa benarnya beliau dalam suratnya tersebut.

Senin, 17 September 2012

Terhadap Kekerasan dan Konflik: Pesan Angelus Paus Benediktus XVI 16 September 2012

Terhadap Kekerasan dan Konflik: Pesan Angelus Paus Benediktus XVI 16 September 2012 pada kunjungan apostolik di Beirut, Lebanon

"Kenapa begitu banyak yang mati? kenapa begitu horrornya?"

Saudara dan Saudari terkasih,
Mari kita sekarang beralih ke Maria, Bunda Kita dari Lebanon, dimana kepadanya baik umat Kristen dan Muslim berkumpul mengeluh kesah. Mari kita memintanya untuk berdoa bersama dengan Putra Ilahinya untuk anda sekalian dan, lebih khusus, bagi rakyat Suriah dan negara-negara tetangga, memohon karunia kedamaian. Anda tahu semua terlalu banyak tragedi konflik dan kekerasan yang menghasilkan begitu banyak penderitaan. Sayangnya, hiruk-pikuk senjata terus memperdengarkan suaranya, bersama dengan teriakan janda yang kehilangan suaminya dan yatim piatu yang kehilangan orangtuanya karena konflik ini. Kekerasan dan kebencian menyerang kehidupan masyarakat, dan korban pertama adalah perempuan dan anak-anak. Mengapa begitu banyak horor? Mengapa begitu banyak orang mati? Saya menghimbau masyarakat internasional! Saya juga menghimbau kepada negara-negara Arab yang merupakan saudara mereka juga dimana mungkin mengusulkan solusi yang terbaik menghormati martabat, hak dan agama dari setiap pribadi manusia di Suriah! Mereka yang ingin membangun perdamaian harus berhenti untuk melakukan suatu kejahatan lain yang seharusnya tidak boleh terjadi. Hal ini memang tidak mudah dimana untuk mengasihi dan mencintai sesama, namun ini diperlukan jika perdamaian ingin dibangun, jika ingin menciptakan persaudaraan (bdk. 1 Yoh 2:10-11; 1 Pet 3:08 - 12).

Semoga Allah memberikan ke negara Anda, ke Suriah dan ke Timur Tengah karunia hati damai, pembungkaman senjata dan penghentian kekerasan secara total! Semoga orang-orang memahami bahwa mereka semua adalah saudara!


link: klik disini

ut habeatis fidem in ecclessia Catholica

Kamis, 02 Agustus 2012

Surat Ensilik Fides et Ratio (Iman dan Akal Budi) oleh Yohanes Paulus II bagian I

Dari Penulis Blog: penulis menerjemahkan secara bebas dokumen terpenting antara Iman dan Akal Budi bagi Iman Katolik yang ditulis oleh Beato Yohanes Paulus II, dokumen ini sangat membantu pembaca untuk lebih mengenal lebih dalam akan ajaran Katolik yang begitu indah, penulis membagi menjadi 7 Bagian dari surat Ensilik ini, karena keterbatasan waktu dan karena panjangnya dokumen ini, sehingga mungkin akan membuat pembaca akan lebih cepat bosan membaca sekaligus, selain itu karena dokumen ini akan sulit dibaca dan dimengerti sekaligus. Dan sebaiknya pembaca seharusnya tidak boleh mengambil keputusan atau sebuah kesimpulan ketika hanya membaca sebagian dari ensilik ini, karena ketika itu dilakukan, maka hanya akan membuat pembaca tidak mengerti maksud dan inti dari ensilik ini, sehingga dapat mereduksi ajaran Katolik yang terkandung didalamnya, bukan sebaliknya yang ingin disampaikan oleh Ensilik ini dimana ingin menyampaikan ajaran Katolik secara kepenuhan. Terjemahan bisa para pembaca melihat di link resmi Tahta Suci di vatican.va dalam Bahasa Inggris : Encylical Fides et Ratio.


Minggu, 22 Juli 2012

Daerah Misi (Perutusan)






Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa ke Uskupan Agung Philadelphia sedang melewati masa yang sulit. Semua umat yang baik, keluarga kita dalam "Keluarga se-Iman" dan Uskup Agung pemberani mereka, Charles Chaput, layak mendapatkan cinta dan doa-doa kita.

Dalam keberanian dan penuh inspirasi dalam membawakan harapan dan pembaruan kepada Gereja yang sedang mengalami kekrisisan, Uskup Agung Chaput belakangan ini membuat sebuah pernyataan yang membuat saya tertegun: "KeUskupan Agung Philadelphia... sekarang sungguh merupakan daerah misi."

Benar, untuk mengerti maksud pernyataan itu saya membacanya berulang kali.

Uganda sebuah daerah misi? tentu..

Peru sebuah daerah misi? Ya benar

Alaska sebuah daerah misi? Oke..

Tetapi Philadelphia? yang benar saja! Ke Uskupan Agung itu adalah sebuah model yang kuat, kokoh, dan bersatu dalam infrastruktur yang Katolik! Paroki-paroki, sekolah-sekolah, berbagai karya kerasulan dan Gereja berkelimpahan disana! Sebuah daerah populasi umat Katolik yang sangat besar, dengan berbagai jabatan Kardinal dari para Uskup Agung mereka yang terdahulu, panggilan dalam Imamat bermekaran, hampir menyentuh 1,5 juta umat Katolik bangga dan setia dalam Iman mereka, benarkan?
Apa yang dimaksudkan dengan Daerah Misi? Apakah Uskup Agung Chaput hanya bercanda?
Tidak! saya takut bahwa dia benar dan tepat sasaran

Dan coba tebak? Ke Uskupan Agung New York kita yang tercinta ini juga adalah daerah misi!
Benar, dan Puji Tuhan, kita dapat memastikan bahwa kita tidak menghadapi masalah tsunami yang sekarang dialami oleh Philadelphia. Keuangan keuskupan kita walaupun pas-pasan tetapi dapat diatasi, populasi umat Katolik kita juga sebenarnya bertambah dan bertumbuh, dan jarang menurun, penutupan dari berbagai paroki, sekolah-sekolah, dan pelayanan-pelayanan yang terjadi, walaupun susah dapat kita atasi.
Tetapi kita berada di daerah misi juga. Semua keuskupan didunia juga. Dan semua yang menamakan diri mereka Katolik adalah seorang misionaris. Ini adalah inti dan jantung dari apa yang dikatakan Beato Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI sebut sebagai Evangilisasi yang Baru.

Saya dibesarkan, -seperti kebanyakan kalian semua-, dalam keadaan dan pemikiran dimana tugas misi (perutusan) "jauh dari kata ini", dan untuk lebih yakinnya lagi, kita tidak boleh lupa tugas suci kita dalam perutusan di daerah asing.

Bahkan suatu fakta, dimana ketika Para Suster dari Hati Kudus Yesus yang begitu menajubkan dari Drogheda, Irlandia, datang kepada rumah paroki saya, Kanak Kudus, di Ballwin, Missouri, 55 tahun yang lalu, kita semua disana tersenyum ramah ketika mereka dengan rendah hatinya memanggil diri mereka sendiri sebagai "Para Misionaris."

Tidak mungkin itu terjadi, kita semua disana tersedak karena: kita telah menjadi orang Katolik selama berbagai generasi, kita telah mempunyai Gereja Paroki dan sekolah yang Katolik, Gereja Katolik sangat kuat penuh dengan kebanggaan, pertumbuh dengan mekar, berdiri tegak dan kokoh disana! Kita bukan seperti Afrika! Kita bukan daerah misi!

Tetapi Ya kita ini daerah misi! Ya kita ini berada di daerah misi! Para Suster itu benar adanya! Uskup Chaput benar! Beato Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI menyampaikan hal tersebut dengan tepat sasaran!
Barangkali kita telah lupa hal ini dengan keangkuhan dan kesombongan kita. Kita mendapat Iman Katolik kita dengan pemberian. Seperti apa yang dilihat oleh Uskup Agung Chaput, masalah utamanya adalah ketumpulan yang "merembes dalam kehidupan menggereja kita, dan sebuah sikap sinisme yang acuh tak acuh dan sikap yang hanya ikut arus yang secara alami mengikuti hal ini... Masalah ini membunuh Cinta Sejati ke Kristenan...hal ini menghambat kehidupan sebenarnya dari Iman."

Teman saya Greg Erlandson memberi komentar dalam sebuah majalah Our Sunday Visitor, dalam hal poin penting dari perkataan Uskup Agung Chaput ini dimana juga disampaikan oleh Presiden dari Universitas Katolik Amerika, John Garvey, dalam surat yang begitu bagus kepada kami Para Uskup. Apa yang kita dapat, menurut Bpk.Garvey dan diulang kembali oleh Bpk. Erlandson, yaitu masalah krisis secara sosial. "Semakin banyak daerah dunia Barat [kamu dan saya!] secara sederhana menjauhi Iman mereka, dimana berarti hal itu juga sedang terjadi di Philadelphia yang bukan saja hanya sebuah masalah yang kecil seperti kehidupan mikroisme tetapi lebih kemasalah yang besar yaitu masalah erosi yang terjadi secara beruntun seperti efek domino."

Apakah saya membuat anda kecewa? saya harap belum!
Apakah saya telah membangunkan dan membuka mata kamu dan menantang kamu untuk melakukan sesuatu? saya harap demikian!

Karena, coba tebak dimana kita sekarang ini berada?  Kita bersama Para Rasul dalam masa Minggu Pentakosta dan menyerapi semangat Evangelisasi yang Baru.

Kita tidak lagi menerima Iman Katolik Kita dengan hanya menunggu diberikan!
Kita tidak lagi dengan santai dan terpukau dengan apa yang Gereja telah lakukan dimasa lampau!
Sinisme diganti dengan kepercayaan diri akan Iman Katolik kita..
tangan yang cemas diganti dengan tangan yang melakukan sesuatu..
Ketumpulan diganti dengan keberanian...
Menantikan orang-orang yang keluar dari "Rumah" diganti dengan keluar dan mencari mereka untuk membawa mereka pulang..
Berprasangka bahwa orang-orang Katolik mengetahui betapa kayanya Iman Katolik mereka diganti dengan sikap realistik yang nyata bahwa mereka sebenarnya tidak tahu..
Dari menganggap bahwa Gereja adalah seperti "Perusahaan Besar" yang tidak perlu dijaga menjadi menjaganya dengan penuh kasih dan menganggap Gereja itu bagaikan biji sesawi yang kecil dan rapuh seperti apa yang Yesus pernah katakan..

Menjaga Iman Katolik kita menjadi mewartakan Iman Katolik kita sehingga dapat bersinar kepada setiap orang!
Inilah semangat Evangilisasi yang baru!
Uskup Agung New York adalah daerah misi!
Semua Gereja juga! Setiap Paroki! setiap Budaya! Dunia! semuanya adalah daerah misi!
Kamu dan Saya adalah Misionaris!
Kita tidak dapat lagi bersantai dan berbangga dengan ketenaran kita sebelumnya, busana kita, bangunan kita, jumlah kita, kebesaran kita, keuangan kita, dan setiap kesuksesan yang kita raih di masa lampau. Bahkan secara fakta hal ini, menumpulkan kita kepada menerima Iman kita hanya ketika kita diberi.

Tidak lagi! kita adalah para misionaris. Dan dimulai dari dalam. Seperti apa yang disimpulkan Greg Erlandsong, "Tanpa mengubah dulu hati kita, dimana memulai dari diri kita, kita mungkin tidak dapat menyampaikan secara tepat sasaran menuju jantung dari krisis sekarang".
Saya tidak tahu mengenai kamu, saya membutuhkan "Tahunn Iman" yang akan dimulai Oktober ini.
Dan Saya membutuhkan sebuah Sinode dalam masalah Evangilisasi Baru di Roma musim gugur ini.


Ditulis oleh Card.Timothy Dolan,
Uskup Agung New York dan Presiden Konferensi Uskup Amerika Serikat


sumber: situs resmi ke Uskupan Agung New York

ut habeatis fidem in ecclessia catholica

Jumat, 27 April 2012

Surat Memperingati 100 tahun Surat Motu Proprio Tra le Sollecitudini (Mengenai Musik Suci) oleh Supreme Pontiff Yohanes Paulus II

1. Termotivasi oleh keinginan yang kuat "untuk mempertahankan dan mempromosikan sebuah kesopanan dari Rumah Tuhan", Pendahulu saya St Pius X mengajarkan Motu Proprio Tra le Sollecitudini pada 100tahun lalu. Tujuannya adalah untuk memperbaharui musik suci dalam liturgi. Dengan itu ia bermaksud untuk menawarkan panduan praktis dalam Gereja mengenai sektor penting dari liturgi, menghadirkannya, seakan-akan, sebagai "kode wilayah dari musik suci" [1]. Tindakan ini juga merupakan bagian dari program Pontifikat yang ia simpulkan dalam motto Potifikatnya: "Instaurare omnia in Cristo" "Seluruh Ketetapan dalam Kristus".



Sabtu, 07 April 2012

Homili Misa Krisma (Rabu Kudus) 2012 oleh Paus Benediktus XVI

 
Saudara-saudari yang terkasih,

Pada Misa Kudus ini pikiran kita kembali ke saat-saat ketika, melalui doa dan penumpangan tangan, uskup membuat kita berbagi dalam imamat Yesus Kristus, sehingga kita mungkin "dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:19) , sebagaimana Yesus meminta kepada Bapa bagi kita dalam kuasa doa-Nya sebagai Imam Tertinggi. Dia sendiri adalah kebenaran. Dia telah menguduskan kita, artinya, menyerahkan kita kepada Allah untuk selama-lamanya, sehingga kita dapat melayani baik itu pria dan wanita sebuah pelayanan yang berasal dari Allah dan membawa kepada-Nya. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah apakah konsekrasi (pengudusan) kita telah mencakup kenyataan dalam kehidupan sehari-hari kita - apakah kita bekerja sebagaimana mestinya orang-orang Allah yang merupakan pengikut Kristus? Pertanyaan ini membuat kita menempatkan Tuhan di depan kita dan kita di hadapan-Nya. "Apakah anda telah memutuskan untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan kita Yesus Kristus dan lebih erat serupa dengan Dia, menyangkal diri dan meneguhkan janji-janji tentang tugas suci kamu kepada Gereja Kristus yang dimana, kamu diminta untuk mencintai Gereja-Nya, dengan kerelaan dan sukacita anda untuk menghidupi kehidupan Imamat sehari-hari? "Setelah homili ini, saya akan membahas pertanyaan ini kepada anda masing-masing di sini dan tentu saja juga kepada diri saya sendiri. Dua hal terutama, di atas semua, apa yang diminta dari kita yaitu: ada sebuah kebutuhan untuk ikatan terdalam, keselarasan kepada Kristus, dan pada saat yang sama harus ada sebuah tindakan yang harus melampaui diri kita sendiri, sikap penolakan dari apa yang hanya kita miliki, dari banyaknya hal yang dapat digembar-gemborkan dari diri kita sendiri untuk pemenuhan rasa puas untuk diri kita sendiri. Padahal Yang kita butuhkan dalam pelayanan Imamat ini, yang saya butuhkan, untuk tidak mengklaim hidup saya sebagai milik saya sendiri, tetapi untuk menempatkannya di kepada orang lain - yaitu Kristus. Saya seharusnya tidak bertanya apa yang saya dapat miliki ketika saya berbuat sesuatu, tetapi apa yang bisa saya berikan untuk Dia dan juga bagi orang lain. Atau dengan kata yang lebih khusus, peselarasan kepada Kristus, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, yang tidak menerima, melainkan memberi - tetapi bentuk apa yang dibutuhkan dalam situasi yang sering terjadi secara dramatis kepada Gereja saat ini? Baru-baru ini sekelompok imam dari negara Eropa mengeluarkan panggilan untuk ketidaktaatan, dan pada saat yang sama bentuk-bentuk nyata dari ketidak taatan ini terjadi secara frontal dan nyata, bahkan sampai kepada titik dimana tidak mempedulikan keputusan definitif dari Magisterium Gereja, seperti pertanyaan tentang thabisan Imamat perempuan, yang dimana Beato Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara defenitif dan tidak dapat ditarik kembali bahwa Gereja tidak menerima otoritas ini dari Tuhan. Apakah ketidaktaatan adalah jalan pembaharuan bagi Gereja? Kita ingin percaya bahwa penulis-penulis ini terpanggil karena termotivasi oleh keprihatinan mereka kepada Gereja, bahwa mereka yakin lambatnya sikap Gereja harus diatasi dengan langkah-langkah yang cepat dan drastis, untuk membuka jalur baru dan untuk membawa Gereja ke jaman saat ini dimana menerima apa yang lumrah dilakukan dijaman sekarang. Tapi apakah ketidaktaatan benar-benar cara untuk melakukan ini? Apakah kita merasakan sebuah keselarasan kepada Kristus yang merupakan prasyarat untuk semua pembaruan-pembaruan yang benar, atau apakah kita hanya merasakan sebuah dorongan putus asa untuk melakukan sesuatu untuk mengubah Gereja sesuai dengan hasrat, preferensi dan ide dari diri kita sendiri?





Selasa, 03 April 2012

Inter Insigniores oleh CDF dan petikan dokumen Ordinatio Sacerdotalis


Deklarasi Pada Pertanyaan Mengenai Wanita Untuk Tahbisan Imamat

Inter Insigniores

15 Oktober 1976

Konggregasi Suci untuk Ajaran Iman

Pengantar

Peran Wanita Dalam Masyarakat Modern Dan Gereja

Di antara karakteristik yang menandai zaman kita, Paus Yohanes XXIII menunjukkan, dalam ensikliknya "In Pacem Terris" 11 April 1963 mengatakan, "bagian yang perempuan sekarang ambil dalam kehidupan publik... Ini adalah perkembangan yang barangkali tumbuh diantara bangsa-bangsa Kristen, bahkan terjadi secara luas, barangkali lebih lambat, diantara bangsa-bangsa yang adalah merisi tradisi yang berbeda dan dijiwai dengan budaya yang berbeda "[1]. Sepanjang hal yang sama, Konsili Vatikan II, menyebutkan ini dalam Konstitusi Pastoral" Gaudium et Spes " sebagai bentuk-bentuk diskriminasi yang menyentuh atas hak-hak dasar manusia yang harus diatasi dan dihilangkan karena bertentangan dengan rencana Allah, memberikan tempat pertama pada diskriminasi berdasarkan gender sex [2]. Sebuah kesetaraan yang dihasilkan akan dapat mengamankan pembangunan dari dunia yang dimana tidak datar dan seragam tetapi harmonis dan bersatu, jika laki-laki dan perempuan berkontribusi untuk itu sumber daya mereka sendiri dan dinamisme, sebagai Paus Paulus VI baru-baru saja katakan[3].

Dalam kehidupan Gereja sendiri, karena sejarah menunjukkan kepada kita, perempuan telah memainkan peran yang menentukan dan tugas dicapai merupakan nilai yang luar biasa. Salah satunya mungkin kita dapat memikirkan pendiri-pendiri keluarga religius besar(ordo), seperti Santa Clara dan Santa Teresa dari Avila. Yang terakhir lainnya, apalagi, dan Santa Catherine dari Siena, telah meninggalkan tulisan-tulisan yang begitu kaya dalam doktrin spiritual yang dimana Paus Paulus VI telah memasukkan beliau ini diantara Doktor Gereja. Juga tidak kita melupakan sejumlah besar perempuan yang telah menghabiskan dirinya kepada Tuhan untuk menjalankan amal atau untuk misi, dan menjadi istri Kristen yang memiliki pengaruh besar pada keluarga mereka, terutama untuk menyampaikan iman untuk anak-anak mereka.

Tetapi pada jaman kita telah timbulnya sebuah peningkatan tuntutan: "Karena dalam zaman kita wanita memiliki ruang yang lebih aktif dalam kehidupan seluruh masyarakat, sangat penting bahwa mereka berpartisipasi lebih luas juga di berbagai sektor kerasulan Gereja" [4]. Maka dari tuntutan ini Konsili Vatikan II telah menggerakkan seluruh proses perubahan sekarang terjadi: berbagai pengalaman ini tentu saja perlu datang dengan sikap yang lebih dewasa. Tapi seperti Paus Paulus VI juga lakukan, [5] jumlah yang sangat besar komunitas Kristen yang sudah mendapatkan manfaat dari komitmen dari Tahta Suci Apostolik kepada wanita. Beberapa perempuan dipanggil untuk mengambil bagian dalam konsili dimana mengatur sebuah refleksi pastoral, di tingkat keuskupan atau paroki, dan Takhta Apostolik telah membawa perempuan ke dalam berbagai kerja tubuh Gereja.

Untuk beberapa tahun sekarang ini berbagai komunitas Kristen Reformasi yang berasal dari abad keenam belas atau pecahan mereka kemudian telah mengakui perempuan ke dalam tugas pastoral bergandengan sejajar dengan laki-laki. Inisiatif ini telah menyebabkan berbagai petisi(permintaan) dan tulisan oleh anggota komunitas-komunitas tersebut dan kelompok serupa, sehingga membuat hal ini diterima secara umum; tetapi hal itu juga menyebabkan reaksi yang berlawanan. Oleh karena itu ini merupakan masalah ekumenis, dan Gereja Katolik harus membuat diri-Nya berpikir seperti diatas, semua hal ini lebih karena di berbagai sektor pendapat dari pertanyaan ini telah ditanyakan apakah Dia(Gereja Katolik) juga tidak dapat memodifikasi disiplin dan mengakui perempuan untuk ditahbiskan menjadi imam. Sejumlah teolog Katolik bahkan telah mengajukan pertanyaan ini kepada publik, membangkitkan studi tidak hanya dalam lingkup sejarah tafsir, patrology(mengenai Bapa Gereja/Patristik) dan Gereja, tetapi juga di bidang sejarah dan adat istiadat institusi, sosiologi dan psikologi. Berbagai argumen mampu menjelaskan masalah ini penting telah diserahkan kepada pemeriksaan kritis. Karena kita berhadapan dengan teologi klasik perdebatan yang hampir menyentuh segalanya, argumentasi saat ini yang dijalankan sangat resiko mengabaikan unsur penting.

Untuk alasan ini, dalam pelaksanaan mandat yang diterima dari Bapa Suci dan menggemakan deklarasi yang beliau sendiri nyatakan dalam suratnya tertanggal 30 November 1975,[6] Kongregasi untuk Ajaran Iman sebagai hakim dalam masalah ini perlu untuk mengingat bahwa Gereja, dalam contoh kesetiaan kepada Tuhan, tidak menganggap dirinya berwenang untuk mengakui wanita untuk ditahbiskan menjadi imam. Kongregasi Suci memandang secara tepat di titik ini untuk menjelaskan dimana posisi Gereja berdiri. Ini merupakan posisi yang mungkin akan menimbulkan rasa sakit bagi orang lain tetapi akan menjadi nilai positif yang akan menjadi jelas dalam jangka panjang, karena dapat membantu dalam memperdalam pemahaman tentang peran masing-masing laki-laki dan perempuan.

Ketaatan: Ketaatan dalam Iman

Ketaatan adalah satu dari banyak Karya Roh Kudus, dan itu adalah buah Roh Kudus terpenting. Terkadang manusia merasa bahwa ketaatan itu tidak perlu, tetapi perlu kita ketahui ketaatan adalah kunci dari semuanya, Manusia pertama jatuh dalam dosa pertama kali adalah dosa ketidak taatan, Israel dibuang di Babel karena ketidak taatan mereka, Alkitab mencatat bahwa buah ketidaktaatan adalah kebinasaan.


Kamis, 29 Maret 2012

Suksesi Apostolik

Berikut ini merupakan sebuah Apology sederhana dalam membela suksesi Apostolik sesuai yang dipertahankan oleh Gereja Katolik yang dibuang oleh saudara/i aliran Kristen lainnya khususnya denomasi Protestan:


St. Irenaeus, Uskup Lyons [A.D. 189] dalam Against Heresies 4:33:8: “The true knowledge is the doctrine of the apostles, and the ancient organization of the Church throughout the whole world, and the manifestation of the body of Christ according to the succession of bishops, by which succession the bishops have handed down the Church which is found everywhere”


terjemahan bebas: " Pengetahuan yang benar adalah bahwa doktrin dari Para Rasul, dan Organisasi Kuno dari Gereja seluruh dunia, dan manifestasi dari Tubuh Kristus berdasarkan suksesi dari para Uskup, yang dimana Suksesi dari para Uskup telah diteruskan Gereja yang dimana ditemukan diseluruh tempat"

Minggu, 05 Februari 2012

Bisakah Pribadi Allah mengutus Pribadi Allah (Allah mengutus Allah)?

Entah karena hanya penasaran, ingin tahu bahkan sampai maksud yang tidak baik seperti ingin menyerang iman lain, banyak saudara-saudari kita non-Katolik khususnya mempertanyakan bisakah Allah mengutus diri-Nya sendiri?

Minggu, 08 Januari 2012

Pewartaan Ajaran Gereja oleh Umat Awam diJaman Modern

"Pertama-tama,  kita harus menyadari bahwa  kebenaran  yang ingin kita bagikan bukan berasal dari nilai “popularitas”nya atau jumlah perhatian yang diterima. Kita harus berusaha memperkenalkannya secara utuh, bukan sekadar supaya dapat diterima atau sebaliknya atau bahkan malah melemahkannya. Ia harus menjadi makanan harian dan bukannya daya tarik sesaat." Kata Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia ke 45 lalu, pada jaman modern sekarang Umat Awam dituntut agar untuk lebih peka akan Iman Katolik jaman sekarang karena begitu banyak dan kaburnya ajaran-ajaran yang bukan berasal dari Tuhan Kita Yesus Kristus, Dekrit Apostolicam Auctiositatem dari Konsili Vatikan II mengenai Kerasulan Awam lebih menjelaskan agar umat awam memiliki tugas pewartaan akan Kebenaran Gereja Katolik, tidak dan bukan saja hanya melulu tergantung kepada hirarki Gereja atau dalam arti kasar jangan tergantung dan menunggu hirarki Gereja menyuapi awam. Dalam hal ini awam Katolik tidak saja mencakup orang yang menikah dan memiliki profesi-profesi  dalam dunia sekular seperti, dokter, pengacara, polisi, pedagang, pelajar dan lain sebagainya, tetapi juga mencakup biarawan-biarawati, dimana para biarawan tersebut tidak terthabis menjadi Imam atau tidak mendapatkan Tahbisan Imamat.

Kamis, 05 Januari 2012

Info: Lourdes

Sebagaimana kita ketahui mengenai Lourdes, disana adalah tempat dimana berkat Kasih Karunia Allah, Sang Bunda Maria, Bunda Allah yang tak bernoda dosa, menampakan dirinya kepada St.Bernedette, kitapun tahu atau mungkin pernah mendengar bahwa disana telah menjadi tempat ziarah terfavorit umat Katolik yang menghormati Bunda Maria secara khusus didalam hati mereka, "Menjadi Umat Katolik yang baik, adalah menjadi pembela utama Bunda Maria" Paus Benedict XVI katakan, tetapi sudahkah pembaca mengetahui hal yang lebih dalam maksud mengenai penampakan ini? mengapa Bunda Allah secara istimewanya menampakan diri kepada kita manusia? artikel ini akan membantu pembaca menelusuri lebih jauh.

Rabu, 04 Januari 2012

Ensilik Beato Paus Pius IX : Ineffabilis Deus (Allah Tidak dapat Dilukiskan)

dari saya: ensilik ini membahas dan menyatakan secara defenitif sebuah Dogma Maria dikandung bebas dari Noda Dosa secara Ex-Cathedra yang dimana harus diimani secara penuh oleh orang Katolik, mungkin dokumen ini akan panjang, susah, dan tidak dimengerti apabila hanya sekali dibaca, tetapi saya harap dokumen terjemahan ini dari orang-orang Katolik Indonesia agar semakin menjaga dan menghormatinya tanpa mengurangi satu arti dari dokumen yang menyatakan secara Ex-Cathedra sebuah dogma Katolik (pernyataan secara Ex-Cathedra dengan cara yang Agung sebuah dogma dalam dokumen ini akan dibold dan digaris miring), "Jagalah Gereja yang saya cintai dengan baik dan penuh kekudusan"-Beato Pius IX. Ut Habeatis Fidem In Eclessia Catholica




Maria Dikandung Tanpa Noda

Ineffabilis Deus



Konstitusi Apostolik yang dikeluarkan oleh Paus Pius IX pada tanggal 8 Desember 1854.


Allah tak terlukiskan - yang adalah rahmat dan kebenaran, dan kehendak-Nya tidak terkira, dan yang kebijaksanaan-Nya "mencakup ujung ke ujung, dan memerintah dengan sangat manis" - yang dapat dilihat dan dirasakan tak terhingga dalam setiap kemalangan yang menyedihkan dari seluruh umat manusia yang disebabkan oleh dosa Adam, ditetapkan, oleh sebuah rencana yang tersembunyi selama berabad-abad, untuk menyelesaikan pekerjaan pertama dari kebaikan-Nya dengan sebuah misteri namun lebih menakjubkan lagi secara luhur melalui Inkarnasi-Nya Firman Allah. Dalam hal ini Dia bermaksud agar setiap orang, dalam hal ini telah bertentangan dengan rencana Kerahiman Ilahi yang telah dipimpin ke dalam sebuah dosa oleh kejahatan tipu daya setan, tidak binasa, dan agar apa yang telah hilang dalam Adam manusia pertama akan dimuliakan dan dipulihkan dalam Adam Baru. Dari awal, dan sebelum segala jaman dimulai, Bapa yang kekal telah menentukan dan mempersiapkan seorang Ibu dari Putera Allah dan dari dalam rahim-Nya Putera Allah akan dikandung dan menjadi inkarnasi manusia, dalam kepenuhan waktu yang penuh berkat, Dia akan dilahirkan ke dalam dunia. Di atas semua makhluk Tuhan kepada Marialah dan hanya kepada Marialah Bapa hanya memandang dan menyenangkan hati Allah. Oleh karena itu, Maria jauh di atas semua malaikat dan semua orang kudus sehingga secara berlimpah Allah memberkati dia dengan segala karunia surgawi mengalir dari harta keilahian-Nya bahwa ibu ini, benar-benar bebas dari segala noda dosa, semua yang adil dan sempurna, terpenuhinya segala ketidak bersalahan yang suci dan penuh kekudusan, bagi seseorang yang percaya dan berada didalam Allah, hal ini dapat di bayangkan sesuatu hal yang paling besar dan tak terhingga, dan yang tidak percaya dan berada di luar Allah, pemikiran ini tidak dapat dimengerti oleh mereka.

Selasa, 03 Januari 2012

Tentang Blog

Didedikasikan kepada semua orang beriman Katolik, blog ini dibuat agar umat beriman lebih mengetahui tentang Bunda Gereja, nama blog ini diambil dari surat Ensilik Paus Pius IX "Cum Sancta Mater Ecclesia" atau kalau dibahasa Indonesiakan menjadi "bersama Bunda Gereja".

Isi blog ini direncanakan akan mengandung sebagian besar terjemahan setiap dokumen-dokumen Gereja Katolik agar para pembaca budiman yang mungkin hanya bisa berbahasa Indonesia dapat lebih mendalami dan mengerti ajaran Gereja Katolik, sisanya akan berisi tentang Bunda Maria, Apology/Pembelaan-pembelaan mengenai ajaran Gereja Katolik, dan info-info menarik tentang Gereja Katolik. Saya sangat memohon agar apabila artikel yang dibuat oleh saya sendiri agar dicantumkan sumber dari blog ini, saya sangat memohon agar hak cipta dihargai oleh segenap pembaca, dan para pembaca bisa menghargai setiap jerih payah saya dalam mewartakan ajaran Gereja.

untuk lebih rincikan blog ini akan berisi:
1. 50% terjemahan bahasa Indonesia dokumen-dokumen Gereja Katolik (terjemahannya mungkin berasal dari saya, mungkin juga diambil dari situs Katolik lain)
2. 35% mengenai Bunda Maria dan Apology-apology mengenai Gereja Katolik
3. 15% mengenai info-info menarik yang mungkin kamu belum tahu tentang Gereja Katolik

pemilik blog ini adalah seorang awam yang sangat mencintai Bunda Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik, bernama Christopher, pemilik blog ini juga menjabat sebagai admin di beberapa page Facebook yang membawa nama Katolik yang dimana tujuannya adalah sama dari blog ini yaitu mendedikasikan segala upaya untuk mewartakan Kebenaran Ajaran Katolik kepada pembaca yang beriman Katolik.


Pelindung blog ini saya dedikasikan kepada St.Elizabeth Ann Seton, dimana hari rayanya dirayakan pada 4 Januari, seturut blog ini berdiri. Segala tulisan saya selain saya mempercayakan kepada pertolongan St.Elizabeth Ann Seton saya juga mempercayakan juga kepada perlindungan St.Thomas Aquinas.

Akhir kata saya menghaturkan banyak terima kasih kepada para pembaca.




"lebih baik saya menerangi orang daripada hanya sekedar bersinar, membawa manusia kepada renungan suatu Kebenaran daripada hanya sekedar merenung" -St.Thomas Aquinas


"Jika saya benar itu berkat Kasih Karunia Allah berada dalam diri saya yang mengatakan demikian. Tetapi bila saya salah, ya Allah ajarilah hati saya akan pemahaman yang lebih baik"-journal St.Elizabeth Ann Seton



ut habeatis fidem in Eclessia Catholica