Minggu, 08 Januari 2012

Pewartaan Ajaran Gereja oleh Umat Awam diJaman Modern

"Pertama-tama,  kita harus menyadari bahwa  kebenaran  yang ingin kita bagikan bukan berasal dari nilai “popularitas”nya atau jumlah perhatian yang diterima. Kita harus berusaha memperkenalkannya secara utuh, bukan sekadar supaya dapat diterima atau sebaliknya atau bahkan malah melemahkannya. Ia harus menjadi makanan harian dan bukannya daya tarik sesaat." Kata Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia ke 45 lalu, pada jaman modern sekarang Umat Awam dituntut agar untuk lebih peka akan Iman Katolik jaman sekarang karena begitu banyak dan kaburnya ajaran-ajaran yang bukan berasal dari Tuhan Kita Yesus Kristus, Dekrit Apostolicam Auctiositatem dari Konsili Vatikan II mengenai Kerasulan Awam lebih menjelaskan agar umat awam memiliki tugas pewartaan akan Kebenaran Gereja Katolik, tidak dan bukan saja hanya melulu tergantung kepada hirarki Gereja atau dalam arti kasar jangan tergantung dan menunggu hirarki Gereja menyuapi awam. Dalam hal ini awam Katolik tidak saja mencakup orang yang menikah dan memiliki profesi-profesi  dalam dunia sekular seperti, dokter, pengacara, polisi, pedagang, pelajar dan lain sebagainya, tetapi juga mencakup biarawan-biarawati, dimana para biarawan tersebut tidak terthabis menjadi Imam atau tidak mendapatkan Tahbisan Imamat.



Tanpa mengurangi penghormatan yang tertinggi kepada Hirarki Gereja, sejak jaman dahulu sampai jaman sekarang sudah banyak prestasi-prestasi awam lakukan dan sumbangsih mereka kepada Gereja, masih kita ingat ketika Gereja masih muda belia, Gereja dihantam masalah oleh penyesat-penyesat dari dalam, katakanlah Arianisme dari seorang Imam Arius, dan Nestronianisme dari Uskup Nestroius, banyak jiwa-jiwa yang dibawakan mereka kepada kebinasaan kekal, baik itu para Hirarki Gereja dan Awam, pada saat itu Awam tidak saja duduk berpangku tangan menunggu Hirarki Gereja bergerak, dipasar-pasar, rumah penginapan, dijalan-jalan setiap orang saling berpendapat mengenai ajaran Arius maupun Nestroius apakah benar atau tidak, setelah itu baru Hirarki Gereja bergerak menanggapi umat dengan mengadakan Konsili seperti Nicaea dan Konstantinople untuk membahas maslah Arius ini dan menyatakan kesesatan dia. Tidak juga sampai disitu, Orang Kudus termasyur seperti St.Fransiskus Asisi melakukan awal karyanya dari seorang awam, begitu juga St.Ignatius Loyola, dan masih banyak lagi awam-awam yang dengan setianya kepada Gereja mempertahankan dan membela ajaran Kudus Gereja Katolik.

Apa yang terjadi pada jaman sekarang? pada jaman sekarang, sudah tak terhitung banyaknya umat Katolik yang merasa diserang Imannya dan akhirnya menggali dan menemukan kembali Iman Katolik mereka, tetapi tidak juga sedikit umat awam cuek dan tidak peduli akan hal ini, malah banyak dari kita umat pindah dari Rumah yang dibangun Tuhan Kita diatas Petrus, mereka-mereka yang menganggap sepele dan yang berpindah ini merasa bahwa keselamatan jiwa tersebut tidak terlalu penting, toh dirumah seberang masih menyembah Allah yang sama, masih menyembah Yesus yang sama, toh Yesus tidak akan marah apabila saya cuek dan tidak peduli akan ajaran Gereja. Inilah perasaan-perasaan yang terjadi dan dirasakan oleh banyak orang, bagi mereka Umat Katolik yang kembali lagi menggali ajaran Iman Katolik adalah seorang yang berpikiran sempit, terlalu fanatik, atau terlalu relijius, Paus Benediktus XVI secara khusus mengatakan kepada mereka-mereka ini  orang yang terbawa ajaran arus jaman, "Mempunyai Iman yang jelas berdasarkan Syahadat Para Rasul kita sering dicap sebagai fundamentalisme, sedangkan sikap relativisme yang membawa dan membingungkan orang kepada angin-angin ajaran sepertinya diterima secara baik dan umum pada jaman sekarang". Kita mungkin mendengar begitu banyak berita-berita akhir-akhir ini dimana umat-umat Anglikan kembali kepangkuan Gereja, berita lebih lanjut klik disini, tidak jarang juga banyak saudara/i non-Katolik lainnya yang kembali ke Rumah yang Tuhan Kita Dirikan diatas Petrus, sebutkan saja penulis Rome Sweet Home, dan buku-buku lainnya Dr.Scott Han, seorang Preybestirian yang setelah menggali kembali ajaran Bapa Gereja dan Kitab Suci kembali pulang ke Rumah Tuhan Kita Dirikan dengan manisnya.

Dari semua contoh itu Umat Awam adalah akar dari segalanya, apabila akarnya cuek dan tidak peduli maka tanamannya akan mati dan layu, pewartaan Umat Awam itu sangat penting, walaupun begitu memang kita tidak bisa memaksakan seorang harus kembali memperdalam ajaran Katolik, tidak bukan begitu, semuanya adalah berkat dorongan Roh Kudus, dan semoga pembaca mendapatkan hal itu, hanya saja pembelajaran dan penggalian kembali ajaran Katolik bagi umat awam itu sngat penting dan mendesak mengingat begitu pada saat-saat sekarang Gereja dihantam dan dirongrong oleh ajaran-ajaran yang bukan Ajaran-Nya baik itu oleh orang non-Katolik dan bahkan orang Katolik sendiri


Cerita Dari Saya
singkat cerita bisa dikatakan saya terlahir sebagai orang Katolik yang biasa, dari Keluarga Katolik, tidak seperti Ayah saya, Ibu saya tergolong sebagai Ibu yang dikatakan lumayan relijius, saya dididik dengan keras dalam masalah keimanan, sejak kecil saya sudah dilatih mendoakan doa-doa Katolik Umum, dan membaca Kitab Suci yang berwarna dan bergambar, walaupun tidak menghafal pernomoran ayat perayat, cerita-cerita mengenai Kotbah di Bukit, Kelahiran Yesus, bagaimana Musa membebaskan Bangsa Israel dari Mesir, sudah saya dengar dan baca, sayapun selalu diajari agar sebelum tidur saya harus berdoa, sejak kecil doa malaikat Tuhan sudah saya daraskan, sayapun sering didorong agar jangan sekalipun melewatkan Misa Minggu, bahkan pernah sekali waktu saya masih kecil bolong Misa, sayapun sangat menyesal dan meminta maaf kepada Tuhan, tidak lupa Ibu saya sering mengatakan agar setiap masalah saya dibicarakan kepada Bunda Maria kita yang manis, bagi saya Bunda Maria adalah pertolongan sejati, tetapi seiring bertambahnya umur dan perhatian Ibu saya terbagi (antara pekerjaannya dan mengurus anak-anaknya), saya semakin jarang melakukan hal-hal yang biasa saya lakukan, seperti semakin berkurang membaca Kitab Suci dan berdoa malam hari, menuju remaja, semakin jarang saya melakukan hal-hal yang biasa saya lakukan sejak kecil, tetapi semuanya berubah ketika saya bersekolah jauh dengan orang tua, seperti rohani saya yang sebelumnya mulai melayu, kembali disiram lagi oleh berkat Kasih Karunia Allah, ketika itu saya sungguh depresi dan frustasi, karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan yang berbeda, sayapun teringat kembali kepada siapa saya harus sandarkan dan serahkan semua kelu kesah saya, yaitu Bunda Maria, sehabis sekolah saya habiskan digua Maria sebelah Gereja Katolik, berdoa, ataupun hanya merenung, syukur kepada Allah karena apabila ketika itu saya tidak melampiaskan frustasi kepada hal-hal negatif, seperti pergi tempat club maupun melakukan drugs. Lanjut cerita, karena dilingkungan saya berbeda dengan tempat tinggal saya yang mayoritas Katolik, sayapun sering ditanya-tanya kenapa sih sering berdoa didepan patung? kenapa sih berdoa kepada Bunda Maria? kenapa sih begini, kenapa sih begitu, dan sebagainya, sekali lagi sayapun mendapat pukulan yang hebat kepada Iman Katolik saya, mungkin Bunda Maria masih mengasihi saya diselamatkan, dan tidak ingin saya pindah Rumah, dan saya percaya itu, seperti saya lakukan rutinitas sehari-hari saya setelah selesai sekolah, sayapun sempat melihat melihat buku-buku Katolik, disana banyak sekali buku-buku yang Apology (pembelaan) mengenai Katolik, sayapun melahap setiap buku siang dan malam, setiap karya Apologet Katolik baik penulisnya adalah non-Indonesia, seperti Scott Han dan maupun karya-karya orang indonesia yang ditulis oleh Romo-romo atau penulis-penulis awam Indonesia, dan lewat Katolisitas.org dan situs berbahasa Inggris Catholic Answer punyanya Karl Keating, seorang awam, akhirnya sayapun diberi kekuatan lagi akan Iman saya. Tidak sampai disitu ketika saya iseng-iseng mencari-cari forum internet, sayapun diserang kembali oleh ajaran-ajaran asing dari saudara/i Muslim kita, kembali saya menggali Iman saya, dan sejak saat itu saya diasah untuk menjadi Apologet muda, dengan membela dan mempertanggunjawabkan Iman Katolik saya, sejak itu saya berkenalan dengan beberapa teman seperjalanan dalam dunia apologetika. Kemudian kembali saya diserang oleh ajaran-ajaran Orthodox yang sangat mirip dengan Katolik, karena bisa dibilang ketika itu saya sudah mulai matang dalam pengetahuan Iman saya, ternyata sekali lagi saya mempelajari kembali ajaran-ajaran Bapa Gereja dan sebagainya, nah disitu sayapun mulai mengenal lebih banyak lagi teman-teman seperjalanan saya dalam dunia Apologetika, sebutkan saja sdr Robby (pendiri blog Indonesian Papist) dan beberapa admin fb GK, lewat sdr Robby saya berkenalan lebih jauh dengan apologeter-apologeter lainnya yang barangkali dan pasti sudah mahir dan matang dalam dunia ini, beberapa saya bisa sebutkan sebagai pendiri blog-blog lainnya mengenai kekatolikkan baik itu mereka sumbangkan kepada Bunda Maria akan kecintaan mereka kepada Maria, kepada Tradisi-tradisi Katolik seperti Misa Tradintional Tridentine, lagu-lagu Latin Katolik, dan pendiri blog Lux Veritatis, dan masih banyak lagi, karena kecintaan saya kepada Bunda Gereja yang Kudus sayapun ditawarkan menjadi admin beberapa page fb yang membawa nama Katolik, karena kecintaan saya kepada Bunda Gereja saya menerimanya, dan terus melakukan pembelaan sampai sekarang, tidak jarang sayapun menemukan banyak teman-teman yang perjalanan seperti saya, merasa diserang, merasa ragu, dan bimbang akan Iman mereka, pelan tapi pasti saya ingin membawa mereka-mereka ini akan kebenaran akan Iman Katolik dengan penuh kerendahan hati dan rasa ingin agar mereka merasa bahwa Gereja Katolik yang sekarang mereka tinggal ini adalah Gereja yang satu-satunya didirikan oleh Kristus dan dimana Kristus ingin agar semua manusia bergabung didalam-Nya, sehingga itu tidak perlu ragu dan gentar akan pilihan kamu! seperti yang dikatakan Rasul Paulus sendiri :"“[Allah] menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4)". Terlihat memang cerita singkat saya ini seakan-akan ingin mengangungkan atau meninggikan saya atau teman apologet lainnya bagaimana kita-kita ini memiliki suatu kesombongan bahwa hidup kita sangat dekat dengan Tuhan, tetapi saya pastikan hal ini tidak dirasa ataupun bahkan terlintas di benak saya maupun barangkali teman-teman lainnya, saya pastikan saya mungkin tidak berbeda dengan anda para pembaca sekalian akan kedekatan anda dengan Tuhan, saya juga pastikan bahwa sayapun masih mengejar keselamatan saya, dan saya masih memiliki dosa yang banyak, bahkan saya juga dapat cukup pastikan ibu saya yang mendidik saya lumayan keras dalam keimanan masih memiliki dosa. Sekian dari Cerita saya, bagaimana dengan cerita kisahmu? apakah pengalamannya hampir sama?


Panggilan Kaum Awam Untuk Merasul
"Gereja diciptakan untuk menyebarluaskan kerajaan kristus di mana-mana demi kemuliaan Allah Bapa, dan dengan demikian mengikut-sertakan semua orang dalam penebusan yang membawa keselamatan[4],....Sebab panggilan kristiani menurut hakikatnya merupakan panggilan untuk merasul juga. Seperti dalam tata-susunan tubuh yang hidup tidak satu pun anggota berifat pasif melulu, melainkan juga beserta kehidupan tubuh juga ikut menjalankan kegiatannya, begitu pula dalam Tubuh Kristus, yakni Gereja, seluruh tubuh “menurut kadar pekerjaan masing-masing anggotanya mengembangkan tubuh” (Ef 4:16).....Sesungguhnya mereka menjalankan kerasulan awam dengan kegiatan mereka untuk mewartakan Injil dan demi penyucian sesama, pun untuk meresapi dan menyempurnakan tata-dunia dengan semangat Injil, sehingga dalam tata-hidup itu kegiatan mereka merupakan kesaksian akan Kristus yang jelas, dan mengabdi kepada keselamatan umat manusia. Karena ciri khas status hidup awam yakni: hidup ditengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah, untuk dijiwai semangat kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia."

Kutiban Dekrit Apostolicam Auctiositatem dari Konsili Vatikan II menegaskan dengan jelas agar setiap anggota Tubuh Kristus, baik awam dan hirarki jangan pasif, ettapi harus aktif, awam diberi tugas agar mewartakan Kebenaran-Kebenaran Injil lewat Ajaran Katolik demi menguduskan sesama. Secara jelas setiap umat dipanggil untuk mewartakan ajaran Gereja, sudahkah kamu?



Salah Satu dari Banyak Cara Pewartaan Ajaran Gereja adalah lewat Sarana Media Internet
“Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor 9:16) itulah yang dikatakan Rasul Paulus karena kecintaannya kepada Injil, page fb Katolik, blog Katolik, situs-situs Katolik maupun page-page dialog lainnya adalah salah satu sarana media Internet dalam mewartakan Injil lewat ajaran Gereja yang diusahakan oleh orang-orang baik awam maupun hirarki agar semua orang baik yang Katolik maupun non-Katolik bisa mendengar merasakan ajaran Gereja. Tetapi sarana ini hanyalah satu dari banyak sarana lainnya, sarana lainnya yang lebih mengenai akar adalah tentu saja lewat katakese di paroki-paroki atau bahkan lewat keluarga-keluarga anda, kepada orangtua anda apabila anda adalah anak, atau kepada anak anda apabila anda adalah orangtua, kesemuanya itu adalah sarana untuk memuliakan Allah lewat Gereja-Nya.


Dari Banyak Cara Sikap Kasih (Charitible) adalah Dasar dari Segalanya
Tidak jarang ketika kami para apologeter mencoba mengajarkan ajaran Gereja medapat cercaan dan maki, baik di berbagai forum maupun dalam kapasitas kami sebagai admin dalam page fb Katolik, kami sering dicap sebagai terlalu fanatik sempit, tidak punya hati, sudah seperti orang kudus, bersih dari dosa, anggota FPK (Front Pembela Katolik), memiliki hati robot, kolot, kuno, kaku dan lain sebagainya, bahkan cacian yang lebih mengerikan lainnya, kami tentu saja sangat kecewa akan sikap apatis dari beberapa orang seperti ini, tetapi kamipun selalu berpegang seperti apa yang rasul Petrus katakan: "Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar." (  1Ptr 3:14). Tentu saja kami tidak membalas mereka yang menuduh kami seperti itu, tetapi malah berusaha dengan sikap Kasih (charitible) dalam melayani mereka, karena sekali lagi berpegang seperti yang dikatakan Rasul Petrus :"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,"

Sikap Kasih (charitible) tidak mengaburkan kebenaran Ajaran Katolik, seorang Ibu menghukum anaknya yang melakukan tindakan mencuri bukan berarti si Ibu benci kepada anaknya, tetapi malah menunjukkan Kasih kepada anaknya bahwa kelakuan anaknya adalah tindakan yang salah.

Menjelaskan Ajaran Katolik tentu saja penuh dengan Kasih tetapi tentu saja juga tidak dengan mengaburkan kebenaran ajaran Katolik tersebut, sikap yang lebih baik seperti diasingkan oleh banyak orang, kecewa, dan sebagainya lebih baik dirasakan oleh kita ketika menyebarkan ajaran Katolik daripada mengaburkan ajaran Katolik ataupun melakukan perbuatan jahat lainnya seperti yang dikatakan Rasul Petrus :"Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat." (1Ptr 3:17 )

Sikap pewartaan ajaran Gereja menuntut sebuah komunikasi  yang  sekaligus penuh hormat dan peka, yang menggugah hati dan menggerakkan kesadaran; seperti yang dilakukan Yesus yang bangkit tatkala Ia bergabung bersama para murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (bdk. Lk. 24:13-35).



Keselamatan itu Harus Dikejar

Gereja mengajarkan bahwa Keselamatan itu telah didapat ketika kita diBaptis, dikejar ketika kita masih didunia, dan akan diperoleh apabila kita menjalankan perintah Yesus lewat Ajaran Gereja, Kitab Suci lebih lanjut mengatakan bahwa Keselamatan itu:
  1. Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5)
  2. Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9)
  3. Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
lebih lanjut mengenai ini, klik disini.

Mempelajari ajaran Gereja adalah salah satu langkah awal agar kita mengejar keselamatan kita, tidak berarti dengan setelah mempelajari dan memperdalam ajaran Gereja kita pasti diselamatkan, hubungannya? dengan kita memperdalam ajaran Gereja, maka kita dapat lebih mengetahui apakah ini diperbolehkan dan itu tidak diperbolehkan, sebagai contoh sudahkah kamu tahu Gereja melarang aborsi? dan sebagainya, dengan langkah awal ini kita dapat lebih jelas mengejar keselamatan kita, tugas bagi umat Katolik yang telah lebih tahu atau sudah memperdalam ajaran Gereja adalah mewartakan kepada sesamanya sesuai amanat Gereja sendiri.


Akhir Kata
Mungkin teman anda, keluarga anda, atau hanya kenalan anda dan bahkan anda sendiri pernah merasakan diserang Iman Katolik anda, bahkan mungkin tidak terhitung banyaknya dari mereka sudah pindah Rumah karena terbawa arus ajaran asing, hal ini saya sudah alami dan saya hampir dapat menerka-nerka andapun pernah mengalami hal yang sama, tetapi anda mungkin bahkan ketika melihat kenyataan ini tidak dapat berbuat apa-apa, kenapa? karena tidak mengetahui ajaran Katolik, maka dari itu mari kita saling berpegangan tangan, saling memperdalam kekayaan yang telah diberikan oleh Kristus Tuhan kita kepada satu-satu Gereja-Nya yang Dia didirikan, mari juga kita ajak teman-teman kita, kenalan kita, keluarga kita, apabila kita sudah memperdalam Iman Katolik mewartakan hal ini kepada mereka dengan penuh semangat seperti semangat Rasul Paulus.

Sedih memang bahwa orang-orang yang kamu kasihi atau bahkan hanya sekedar kenal telah kehilangan keselamatan mereka didalam Gereja-Nya dengan meninggalkan Gereja Kristus, maka mari dengan semangat baru mewartakan ajaran Gereja kepada mereka, tentu saja dengan kerendahan hati, pernuh hormat, dan kasih yang cukup tanpa mengaburkan kebenaran ajaran Katolik tersebut. Saya sedih melihat betapa begitu banyaknnya ajaran asing yang membingungkan saudara/i Katolik yang lemah Iman, ketika pulang kedaerah saya tiap tahunnya dimana daerah saya adalah mayoritas Katolik, sudah banyak aliran-aliran asing yang telah masuk dan memukul  dan merongrong Iman Katolik saudara/i dalam Iman kita, mungkin hal ini juga dirasakan oleh pembaca lainnya diberbagai tempat, mari kita semangat memberitakan Injil tanpa menunggu Hirarki kita bergerak, mari kita aktif dengan tak gentar dan kenal takut mewartakan Kristus disetiap pekerjaan kita, Mari kita kuatkan Iman saudara/i kita yang menurut kita masih lemah Iman, semoga. Amin.

ut habeatis fidem in Eclessia Catholica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar