Minggu, 22 Juli 2012

Daerah Misi (Perutusan)






Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa ke Uskupan Agung Philadelphia sedang melewati masa yang sulit. Semua umat yang baik, keluarga kita dalam "Keluarga se-Iman" dan Uskup Agung pemberani mereka, Charles Chaput, layak mendapatkan cinta dan doa-doa kita.

Dalam keberanian dan penuh inspirasi dalam membawakan harapan dan pembaruan kepada Gereja yang sedang mengalami kekrisisan, Uskup Agung Chaput belakangan ini membuat sebuah pernyataan yang membuat saya tertegun: "KeUskupan Agung Philadelphia... sekarang sungguh merupakan daerah misi."

Benar, untuk mengerti maksud pernyataan itu saya membacanya berulang kali.

Uganda sebuah daerah misi? tentu..

Peru sebuah daerah misi? Ya benar

Alaska sebuah daerah misi? Oke..

Tetapi Philadelphia? yang benar saja! Ke Uskupan Agung itu adalah sebuah model yang kuat, kokoh, dan bersatu dalam infrastruktur yang Katolik! Paroki-paroki, sekolah-sekolah, berbagai karya kerasulan dan Gereja berkelimpahan disana! Sebuah daerah populasi umat Katolik yang sangat besar, dengan berbagai jabatan Kardinal dari para Uskup Agung mereka yang terdahulu, panggilan dalam Imamat bermekaran, hampir menyentuh 1,5 juta umat Katolik bangga dan setia dalam Iman mereka, benarkan?
Apa yang dimaksudkan dengan Daerah Misi? Apakah Uskup Agung Chaput hanya bercanda?
Tidak! saya takut bahwa dia benar dan tepat sasaran

Dan coba tebak? Ke Uskupan Agung New York kita yang tercinta ini juga adalah daerah misi!
Benar, dan Puji Tuhan, kita dapat memastikan bahwa kita tidak menghadapi masalah tsunami yang sekarang dialami oleh Philadelphia. Keuangan keuskupan kita walaupun pas-pasan tetapi dapat diatasi, populasi umat Katolik kita juga sebenarnya bertambah dan bertumbuh, dan jarang menurun, penutupan dari berbagai paroki, sekolah-sekolah, dan pelayanan-pelayanan yang terjadi, walaupun susah dapat kita atasi.
Tetapi kita berada di daerah misi juga. Semua keuskupan didunia juga. Dan semua yang menamakan diri mereka Katolik adalah seorang misionaris. Ini adalah inti dan jantung dari apa yang dikatakan Beato Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI sebut sebagai Evangilisasi yang Baru.

Saya dibesarkan, -seperti kebanyakan kalian semua-, dalam keadaan dan pemikiran dimana tugas misi (perutusan) "jauh dari kata ini", dan untuk lebih yakinnya lagi, kita tidak boleh lupa tugas suci kita dalam perutusan di daerah asing.

Bahkan suatu fakta, dimana ketika Para Suster dari Hati Kudus Yesus yang begitu menajubkan dari Drogheda, Irlandia, datang kepada rumah paroki saya, Kanak Kudus, di Ballwin, Missouri, 55 tahun yang lalu, kita semua disana tersenyum ramah ketika mereka dengan rendah hatinya memanggil diri mereka sendiri sebagai "Para Misionaris."

Tidak mungkin itu terjadi, kita semua disana tersedak karena: kita telah menjadi orang Katolik selama berbagai generasi, kita telah mempunyai Gereja Paroki dan sekolah yang Katolik, Gereja Katolik sangat kuat penuh dengan kebanggaan, pertumbuh dengan mekar, berdiri tegak dan kokoh disana! Kita bukan seperti Afrika! Kita bukan daerah misi!

Tetapi Ya kita ini daerah misi! Ya kita ini berada di daerah misi! Para Suster itu benar adanya! Uskup Chaput benar! Beato Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI menyampaikan hal tersebut dengan tepat sasaran!
Barangkali kita telah lupa hal ini dengan keangkuhan dan kesombongan kita. Kita mendapat Iman Katolik kita dengan pemberian. Seperti apa yang dilihat oleh Uskup Agung Chaput, masalah utamanya adalah ketumpulan yang "merembes dalam kehidupan menggereja kita, dan sebuah sikap sinisme yang acuh tak acuh dan sikap yang hanya ikut arus yang secara alami mengikuti hal ini... Masalah ini membunuh Cinta Sejati ke Kristenan...hal ini menghambat kehidupan sebenarnya dari Iman."

Teman saya Greg Erlandson memberi komentar dalam sebuah majalah Our Sunday Visitor, dalam hal poin penting dari perkataan Uskup Agung Chaput ini dimana juga disampaikan oleh Presiden dari Universitas Katolik Amerika, John Garvey, dalam surat yang begitu bagus kepada kami Para Uskup. Apa yang kita dapat, menurut Bpk.Garvey dan diulang kembali oleh Bpk. Erlandson, yaitu masalah krisis secara sosial. "Semakin banyak daerah dunia Barat [kamu dan saya!] secara sederhana menjauhi Iman mereka, dimana berarti hal itu juga sedang terjadi di Philadelphia yang bukan saja hanya sebuah masalah yang kecil seperti kehidupan mikroisme tetapi lebih kemasalah yang besar yaitu masalah erosi yang terjadi secara beruntun seperti efek domino."

Apakah saya membuat anda kecewa? saya harap belum!
Apakah saya telah membangunkan dan membuka mata kamu dan menantang kamu untuk melakukan sesuatu? saya harap demikian!

Karena, coba tebak dimana kita sekarang ini berada?  Kita bersama Para Rasul dalam masa Minggu Pentakosta dan menyerapi semangat Evangelisasi yang Baru.

Kita tidak lagi menerima Iman Katolik Kita dengan hanya menunggu diberikan!
Kita tidak lagi dengan santai dan terpukau dengan apa yang Gereja telah lakukan dimasa lampau!
Sinisme diganti dengan kepercayaan diri akan Iman Katolik kita..
tangan yang cemas diganti dengan tangan yang melakukan sesuatu..
Ketumpulan diganti dengan keberanian...
Menantikan orang-orang yang keluar dari "Rumah" diganti dengan keluar dan mencari mereka untuk membawa mereka pulang..
Berprasangka bahwa orang-orang Katolik mengetahui betapa kayanya Iman Katolik mereka diganti dengan sikap realistik yang nyata bahwa mereka sebenarnya tidak tahu..
Dari menganggap bahwa Gereja adalah seperti "Perusahaan Besar" yang tidak perlu dijaga menjadi menjaganya dengan penuh kasih dan menganggap Gereja itu bagaikan biji sesawi yang kecil dan rapuh seperti apa yang Yesus pernah katakan..

Menjaga Iman Katolik kita menjadi mewartakan Iman Katolik kita sehingga dapat bersinar kepada setiap orang!
Inilah semangat Evangilisasi yang baru!
Uskup Agung New York adalah daerah misi!
Semua Gereja juga! Setiap Paroki! setiap Budaya! Dunia! semuanya adalah daerah misi!
Kamu dan Saya adalah Misionaris!
Kita tidak dapat lagi bersantai dan berbangga dengan ketenaran kita sebelumnya, busana kita, bangunan kita, jumlah kita, kebesaran kita, keuangan kita, dan setiap kesuksesan yang kita raih di masa lampau. Bahkan secara fakta hal ini, menumpulkan kita kepada menerima Iman kita hanya ketika kita diberi.

Tidak lagi! kita adalah para misionaris. Dan dimulai dari dalam. Seperti apa yang disimpulkan Greg Erlandsong, "Tanpa mengubah dulu hati kita, dimana memulai dari diri kita, kita mungkin tidak dapat menyampaikan secara tepat sasaran menuju jantung dari krisis sekarang".
Saya tidak tahu mengenai kamu, saya membutuhkan "Tahunn Iman" yang akan dimulai Oktober ini.
Dan Saya membutuhkan sebuah Sinode dalam masalah Evangilisasi Baru di Roma musim gugur ini.


Ditulis oleh Card.Timothy Dolan,
Uskup Agung New York dan Presiden Konferensi Uskup Amerika Serikat


sumber: situs resmi ke Uskupan Agung New York

ut habeatis fidem in ecclessia catholica

2 komentar:

  1. Saya sangat sependapat tentang tulisan tersebut. sebagai anak Allah yang telah dibesarkan di daerah misi...Papua-Indonesia, saya memiliki sebuah keprihatinan. perkembangan iman Katolik perlu terus dibina secara bersama-sama untuk menghadapi tantangan perubahan jaman yang semakin keras dengan berbagai konsep kebenaran yang merajalela seperti di Papua sebagai tanah Perjanjian yang telah dibuka oleh para Misionaris MSC. perlunya pengairahan kembali Gereja Katolik diPapua. saya sangat bangga dengan para Uskup yang kuat dan cerdas membangun imam Katolik seperti di KeUskupan Agung Philadelphia. Semoga demikian juga di keuskupan Agung Merauke Papua-Indonesia.

    BalasHapus
  2. ya kami berharap banyak agar kemanusiaan semakin dihargai baik sisi hak maupun harkatnya sehingga kehidupan berjalan baik, kami doakan selalu

    BalasHapus